Rabu, 30 Maret 2011

Siapa tahu ada yg tertarik.....

Kumpulan Peluang Usaha dan peluang Bisnis Baru 2011

peluang usaha peluang bisnis
Kami sajikan kumpulan peluang bisnis dan peluang usaha tahun 2011 untuk Anda. Memuat informasi aneka peluang bisnis dan peluang usaha 2011 yang lagi booming (ramai) dan memiliki peluang untuk berkembang di masa yang akan datang
Kami berharap situs ini menjadi salah satu referensi Anda dalam mencari peluang usaha dan peluang bisnis
Peluang usaha dan peluang bisnis ini kami sajikan untuk Anda yang ingin memulai dan mengembangkan bisnis. beberapa peluang usaha saat ini antara lain :
Peluang Usaha dan Bisnis Bidang Makanan dan Minuman
peluang usaha bisnis makanan
Berikut ini adalah kumpulan peluang usaha dan peluang bisnis makanan dan minuman :
Peluang Usaha Dan Bisnis Bidang Pertanian
peluang bisnis dan usaha di bidang pertanian
Beberapa peluang usaha dan bisnis di bidang pertanian di Indonesia antara lain

Peluang Usaha dan Bisnis Bidang Peternakan
peluang bisnis peternakan
Beberapa peluang usaha dan bisnis di bawah ini berbasis di bidang peternakan. Antara lain :

Semoga bapak/ibu mendapatkan peluang bisnis dan peluang usaha melalui situs ini
Salam sukses

Senin, 07 Maret 2011

Tatkala Sunyi Bernyanyi

 

 Renungan Nyepi 2011 : Tatkala Sunyi Bernyanyi

Dikutip dari : gedeprama | 4 March 2011 

Api kekerasan yang semakin membara, itulah ciri peradaban di awal 2011 ini. Bayangkan, Mesir yang memiliki akar peradaban yang tua sekaligus membanggakan, harus menurunkan pemimpinnya dengan kekerasan. Amerika Serikat yang lama disebut tauladan peradaban, belakangan pemimpinnya saling menyerang dengan tuduhan kasar dan sarkastis. Negeri ini yang memiliki akar-akar kesantunan yang kokoh, ditandai oleh kekerasan atas nama agama dengan grafik yang terus menaik.
Pulang
Sekian ratus tahun lalu, manusia memang pernah dibikin gelap oleh dogma. Ini kemudian membukakan pintu bagi munculnya mentari akal sehat. Mentari inilah yang belakangan berbuah menjadi peradaban dengan akar-akar ilmu pengetahuan dan teknologi. Awalnya, mahalnya teknologi membuat ia hanya beredar di kalangan terbatas yang lebih dewasa. Belakangan, harga teknologi yang murah membuat ia bernasib serupa pistol di tangan anak-anak. Sehingga jadilah teknologi kendaraan kekerasan yang menakutkan.
Bila di zaman George Washington lembaga kepresidenan Amerika Serikat amat berwibawa, di zaman Barack 0bama presiden berpidato di senat diinterupsi dengan teriakan bohong. Jika di zaman Majapahit raja diidentikkan dengan reinkarnasi dewa sehingga tatanan terjaga rapi, sekarang bahkan ada yang tega menghina pemimpin serupa kerbau.
Peradaban kekinian serupa tubuh manusia yang bingung, topi (baca: pemimpin) yang seyogyanya menjadi penutup kepala diinjak di kaki. Sepatu (baca: kemarahan) yang sepatutnya menjadi alas kaki diletakkan di kepala. Inilah cosmic disorder. Bila kemudian alam berespon dengan kekacauan (tsunami, gempa, banjir) tentu bukan kebetulan. Menghadapi masa depan seperti ini, mungkin layak merenungkan pulang  ke rumah tua yang lama ditinggalkan yakni sepi-sunyi yang menyentuh hati.
Berpelukan
Bagi kebanyakan orang, Tuhan, Allah, Buddha mungkin terlalu rumit untuk dipahami. Tapi mudah dimengerti jika dikatakan semua manusia lahir dari sepasang orang tua yang berpelukan dengan penuh kasih sayang. Ini tidak saja menjadi pesan biologi, tetapi juga menjadi pesan spiritual bahwa berpelukan (baca: melampaui dualitas) itulah asal muasal kehidupan. Benar bukan musuhnya salah, baik tidak berlawankan buruk, suci tidak berperang dengan kotor. Keduanya hanya sepasang \”orang tua\” yang terus membimbing pertumbuhan.
Serupa sungai, ia indah karena berisi  air yang lembut serta batu yang keras. Mirip langit, ia terlihat terang menawan bila pernah gelap ditutupi awan. Jika ini acuannya, layak dikaji ulang cara banyak pihak dalam memandang kehidupan. Terutama dengan menempatkan diri selalu benar, sementara pihak lain (pemerintah khususnya yang sering jadi korban cercaan) adalah salah. Sebaliknya, sudah saatnya pemerintah belajar menempatkan kritik sebagai ungkapan kasih sayang. Bukan sebagai kegiatan makar yang menjatuhkan.
Kembali ke cerita \”orang tua\” peradaban, di setiap zaman (bahkan di zaman di mana lahir nabi pun) ada ketidaksempurnaan. Sehingga dibandingkan menggunakan ketidaksempurnaan sebagai bahan kekerasan, mungkin layak direnungkan ulang untuk bertumbuh secara berpelukan. Di puncak pelukan ini kemudian terlihat semua sempurna apa adanya.
Kesempurnaan ini bukan kemudian melarang pengamat mengkritisi pemerintah, mengundang pemerintah agar membungkam kritik. Sekali lagi bukan. Tetapi  undangan untuk kembali ke sifat alami. Jika sifat alami air basah, sifat alami api panas, sifat alami manusia adalah kasih sayang. Ada memang manusia yang bertumbuh dengan cara menendang.  Akibatnya, kehidupan kelelahan mengikuti naik turunnya gelombang. Tatkala naik, manusia gembira sebentar tapi sedih saat kegembiraan menghilang. Saat turun, lagi-lagi manusia meratapi kesedihan. Ini berbeda dengan para bijaksana yang sudah pulang. Kegembiraan bukan ibunya kemelekatan yang membawa penderitaan kemudian, tapi udara segar yang menyegarkan perjalanan. Kesedihan bukan hukuman, hanya amplas yang menghaluskan.
Bagi sebagian orang, cara memaknai seperti ini bisa disebut pasrah, bahkan tolol. Tapi yang sudah pulang tahu, sunyi-sepi bukanlah saudaranya tidak peduli. Sunyi-sepi yang membimbing manusia menuju rumah pencerahan adalah sunyi-sepi yang dipeluk oleh kasih sayang. Ia serupa sepasang sayap burung. Sayap kiri bernama sunyi-sepi (baca: semua sempurna apa adanya, tetua Bali menyebutnya nyepi lan ngewindu), sayap kanan bernama kasih sayang (urip lan nguripi). Manusia yang sudah sampai sini serupa pohon. Pohon di luarnya memang diam, tetapi  ia bekerja dua puluh empat jam sehari. Dan semua bunga, buah, oksigen diperuntukkan buat orang lain.
Pengandaian lain, manusia yang telah pulang menyerupai ruang. Dalam mata telanjang ruang sepertinya tidak melakukan apa-apa. Tapi sesungguhnya ruang mewakili ketidakberhinggaan keheningan sekaligus ketidakterbatasan kasih sayang. Terutama karena ruang menyediakan tempat pada apa saja dan siapa saja untuk bertumbuh. Jauh dari kemarahhan untuk menendang yang salah, jauh dari keserakahan untuk menggenggam yang benar. Inilah nyanyian-nyanyian sunyi. Setelah mendengar nyanyian sunyi, sahabat pengamat tetaplah mengkritisi pemerintah, aparat birokrasi teruslah menyempurnakan pelayanan. Bedanya kemudian cuman satu, berhenti berkarya berspiritkan kekerasan, jadikan karya sebagai kendaraan pulang ke rumah kasih sayang. Terutama karena kekerasan tidak saja akan mengundang kekerasan baru, tetapi juga menghindarkan seseorang dari perjalanan  untuk pulang. Bagi siapa saja yang mau pulang, kendaraannya hanya kasih sayang.
Seorang Guru yang sudah pulang ke rumah pencerahan  berpesan: Peace is not the absence of violence. Peace is the fruit of compassion. Kedamaian bukanlah keadaan tanpa kekerasan. Karena di setiap zaman ada yang memerankan peran antagonis. Kedamaian adalah buah dari ketekunan memupuk dan menyirami pohon kasih sayang. Selamat hari raya Nyepi! Semoga semua mahluk berbahagia.

Kamis, 03 Maret 2011

Perlu dijadikan pencerminan


----- Pesan Diteruskan ----
Dari: Ketut Suratha Arsana <ksarsana@yaho...>
Kepada: peradah-indonesia@yaho...
Terkirim: Kamis, 18 Desember, 2008 09:48:45
Topik: [peradah-indonesia] SAYA AKAN SUKARELA MENJADI PENGANUT ISLAM, ASAL...


OSA,
Trims buat Mas Igen dan Pak SK Mulia. Sekadar berbagi pengalaman saat berdialog dengan saudara2 pengikut Islam yang bernada ingin mendorong saya pindah jadi pengikut Islam, baik secara halus maupun terang-terangan, hampir selalu saya bilang begini:

Saya dengan suka-rela dan senang hati akan menjadi penganut Islam, tanpa harus Anda ajak2, asalkan pikiran saya yang liberal-radikal diberi kebebasan dan mendapatkan jawaban2 rasional dan dapat diterima akal sehat atas beberapa "ajaran" keyakinan Islam berikut ini:

1. Allah, Tuhan Yang Tidak Berwujud, dengan 99 sifat-Nya; salah satu sifat-Nya tersebut adalah Maha Kuasa. Pertanyaannya, dimana letak ke-Maha-Kuasa- an Tuhan versi Islam bila Tuhan-nya tidak bisa Berwujud? Berarti, salah satu sifat-Nya, yaitu Maha Kuasa, hilang dong..? Tidak-kah ini "meremehkan" Tuhan yang saya puja?

2. Mengapa kalau saya akan jadi pemeluk Islam harus menyebutkan kalimat syahadat ke-dua "Muhammad adalah Rasul Allah", sementara nabi2 versi Islam yang lain tidak (minta) disebut-sebut? Kok ego kekanak-kanakan, childish? Tidak-kah ini "penjajahan ideologis" yang mengekang pikiran saya yang liberal-radikal?

3. Karena filsafat dan teologi Islam butir 1 di atas, saat shalat tidak memakai bantuan visualisasi apa pun seperti pratima. Tapi mengapa harus menghadap kiblat ke ka'bah? Memang ada apa di balik/dalam "batu hitam" yang ada hajatul aswad-nya tersebut, bolehkah saya melihatnya? Tidak-kah ini "penjajahan ritual" untuk saya berkomunikasi pada Tuhan?

4. Mengapa saya harus pergi ke Arab untuk naik haji, sekali pun saya mampu? Tidak-kah ini semacam "penjajahan ekonomi" yang berlindung pada jubah agama yang membuat pemiskinan pada bumi pertiwi saya?

5.. Mengapa kaum wanita harus menutup aurat? Tidak-kah ini "penjajahan gender" yang merendahkan martabat wanita, seolah-olah wanita hanya dilihat sebagai obyek libido-sexual semata? Hanya se-rendah itukah penilaian ajaran yang Anda anut pada wanita, padahal Anda dilahirkan dari seorang wanita yang mulai, seorang Ibu?

6. Kalau kaum wanita menutup aurat-nya harus memakai pakaian ala Arab yang disebut jilbab, tidak-kah ini bentuk "penjajahan budaya" yang berlindung pada ayat2 dalil agama? Dan wanita Indonesia penganut Islam sekarang, disadari atau pun tidak, sedang ramai2 menjajah budaya diri dan bangsanya sendiri? Di mana letak harga diri saya sebagai bangsa Indonesia?

Karena sampai detik ini saya belum mendapat jawaban pencerahan yang sejalan dengan akal sehat saya atas pertanyaan2 di atas, jadi... saya tidak mau jadi penganut Islam. Bila saya paksakan diri saya, saya khawatir jadi pribadi yang neurotis-paranoid.

Dan.., saya dengan senang hati mau membantu teman2 penganut Islam untuk menjadi pengikut Sanathana Dharma (Hindu) sehingga mereka tumbuh jadi pribadi yang penuh welas asih dan beroleh kedamaian dan kebahagiaan di dunia dan alam rohani.

OM Shanti,
arsana


dikutip dari  :
http://www.opensubscriber.com/message/zamanku@yahoogroups.com/11050873.html