Kamis, 03 Maret 2011

Perlu dijadikan pencerminan


----- Pesan Diteruskan ----
Dari: Ketut Suratha Arsana <ksarsana@yaho...>
Kepada: peradah-indonesia@yaho...
Terkirim: Kamis, 18 Desember, 2008 09:48:45
Topik: [peradah-indonesia] SAYA AKAN SUKARELA MENJADI PENGANUT ISLAM, ASAL...


OSA,
Trims buat Mas Igen dan Pak SK Mulia. Sekadar berbagi pengalaman saat berdialog dengan saudara2 pengikut Islam yang bernada ingin mendorong saya pindah jadi pengikut Islam, baik secara halus maupun terang-terangan, hampir selalu saya bilang begini:

Saya dengan suka-rela dan senang hati akan menjadi penganut Islam, tanpa harus Anda ajak2, asalkan pikiran saya yang liberal-radikal diberi kebebasan dan mendapatkan jawaban2 rasional dan dapat diterima akal sehat atas beberapa "ajaran" keyakinan Islam berikut ini:

1. Allah, Tuhan Yang Tidak Berwujud, dengan 99 sifat-Nya; salah satu sifat-Nya tersebut adalah Maha Kuasa. Pertanyaannya, dimana letak ke-Maha-Kuasa- an Tuhan versi Islam bila Tuhan-nya tidak bisa Berwujud? Berarti, salah satu sifat-Nya, yaitu Maha Kuasa, hilang dong..? Tidak-kah ini "meremehkan" Tuhan yang saya puja?

2. Mengapa kalau saya akan jadi pemeluk Islam harus menyebutkan kalimat syahadat ke-dua "Muhammad adalah Rasul Allah", sementara nabi2 versi Islam yang lain tidak (minta) disebut-sebut? Kok ego kekanak-kanakan, childish? Tidak-kah ini "penjajahan ideologis" yang mengekang pikiran saya yang liberal-radikal?

3. Karena filsafat dan teologi Islam butir 1 di atas, saat shalat tidak memakai bantuan visualisasi apa pun seperti pratima. Tapi mengapa harus menghadap kiblat ke ka'bah? Memang ada apa di balik/dalam "batu hitam" yang ada hajatul aswad-nya tersebut, bolehkah saya melihatnya? Tidak-kah ini "penjajahan ritual" untuk saya berkomunikasi pada Tuhan?

4. Mengapa saya harus pergi ke Arab untuk naik haji, sekali pun saya mampu? Tidak-kah ini semacam "penjajahan ekonomi" yang berlindung pada jubah agama yang membuat pemiskinan pada bumi pertiwi saya?

5.. Mengapa kaum wanita harus menutup aurat? Tidak-kah ini "penjajahan gender" yang merendahkan martabat wanita, seolah-olah wanita hanya dilihat sebagai obyek libido-sexual semata? Hanya se-rendah itukah penilaian ajaran yang Anda anut pada wanita, padahal Anda dilahirkan dari seorang wanita yang mulai, seorang Ibu?

6. Kalau kaum wanita menutup aurat-nya harus memakai pakaian ala Arab yang disebut jilbab, tidak-kah ini bentuk "penjajahan budaya" yang berlindung pada ayat2 dalil agama? Dan wanita Indonesia penganut Islam sekarang, disadari atau pun tidak, sedang ramai2 menjajah budaya diri dan bangsanya sendiri? Di mana letak harga diri saya sebagai bangsa Indonesia?

Karena sampai detik ini saya belum mendapat jawaban pencerahan yang sejalan dengan akal sehat saya atas pertanyaan2 di atas, jadi... saya tidak mau jadi penganut Islam. Bila saya paksakan diri saya, saya khawatir jadi pribadi yang neurotis-paranoid.

Dan.., saya dengan senang hati mau membantu teman2 penganut Islam untuk menjadi pengikut Sanathana Dharma (Hindu) sehingga mereka tumbuh jadi pribadi yang penuh welas asih dan beroleh kedamaian dan kebahagiaan di dunia dan alam rohani.

OM Shanti,
arsana


dikutip dari  :
http://www.opensubscriber.com/message/zamanku@yahoogroups.com/11050873.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar